Pengertian
Etika Bisnis
Pengertian Etika Bisnis Menurut Dr. H. Budi Untung
adalah pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis
yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara
ekonomi atau sosial. Penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan
tujuan kegiatan dalam bisnis. Dalam penerapan etika bisnis, maka bisnis mesti
mempertimbangkan unsur norma dan moralitas yang berlaku di dalam masyarakat. Di
samping itu etika bisnis dapat digerakkan dan dimunculkan dalam perusahaan
sendiri karena memiliki relevansi yang kuat dengan profesionalisme bisnis
Definisi
Etika dan Bisnis Sebagai Sebuah Profesi
Hakekat Mata Kuliah Etika
Bisnis
Menurut pengertiannya, etika dapat dibedakan menjadi
2:
- Etika sebagai praktis: nilai-nilai dan norma-norma moral (apa yang dilakukan sejauh sesuai atau tidak sesuai dengan nilai dan norma moral.
- Etika sebagai refleksi: pemikiran moral. Berpikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. (dalam hal ini adalah menyoroti dan menilai baik-buruknya perilaku seseorang).
Pengertiannya dapat dibedakan menjadi:
- Secara makro: etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral dari sistem ekonomi secara keseluruhan.
- Secara meso: etika bisnis mempelajari masalah-masalah etis di bidang organisasi
- Secara mikro: etika bisnis difokuskan pada hubungan individu dengan ekonomi dan bisnis.
Menurut Zimmerer, etika bisnis adalah suatu kode
etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan
tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan-persoalan yang
dihadapi.
Menurut Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin, etika
bisnis adalah istilah yang sering digunakan untuk menunjukan perilaku etika
dari seorang manajer atau karyawan suatu organisasi. Etika bisnis sangat
penting untuk mempertahankan loyalitas pemilik kepentingan.
Jadi, Etika bisnis adalah suatu kode etik
perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan
tuntunan dalam berusaha dan memecahkan persoalan-persoalan yang
dihadapi dalam suatu perusahaan.
Definisi Etika dan Bisnis
1. Etika
Ethos adalah salah satu kata Yunani kuno yang masuk
dalam banyak bahasa modern persis dalam bentuk seperti yang dipakai oleh bahasa
aslinya dulu. Sepintas lalu, kata ethos merupakan asal usul dari kata etika dan
etis. Dalam bahasa modern, ethos menunjukkan ciri-ciri, pandangan, nilai yang
menandai suatu kelompok. Dalam Concise Oxford Dictionary (1974) ethos
disifatkan sebagai characteristic spirit of community, people or system,
suasana khas yang menandai suatu kelompok, bangsa atau sistem.
Menurut Bertens (2007:224) etika berasal dari bahasa
Yunani kuno mempunyai banyak arti yakni tempat tinggal yang biasa, padang
rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara
berpikir. Dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adalah adat kebiasaan.
2. Bisnis
Bisnis termasuk kata yang sering digunakan orang,
Hughes dan Kapoor seperti dikutip oleh Buchari Alma menjelaskan bahwa bisnis
adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan
menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Etika Bisnis
Merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis,
yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma
dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan
sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah
bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan
yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan
peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi
seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk
melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan
dan sikap yang profesional.
Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku
etika bisnis, yaitu :
Utilitarian Approach : setiap tindakan harus
didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang
seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya
kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya
serendah-rendahnya.
Individual Rights Approach : setiap orang dalam
tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun
tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan
akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
Justice Approach : para pembuat keputusan
mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan
kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
Etika moral, hukum dan agama
1. Pengertian Moral
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata :moral”
memiliki arti (1) ajaran tentang baik dan buruk yang diterima umum mengenai
perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti, susila; (2) kondisi mental
yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdiisiplin, isi hati
atas keadaan perasaan.
Pada prinsipnya moral merupakan alat penuntun,
pedoman sekaligus alat kontrol yang paling ampuh dalam mengarahkan kehidupan
manusia. Seorang manusia yang tidak memfungsikan dengan sempurna moral yang
telah ada dalam diri manusia tepatnya berada dalam hati, maka manusia tersebut
akan menjadi manusia yang akan selalu melakukan perbuatan- perbuatan atau
tindakan- tindakan yang sesat. Dengan demikian manusia tersebut tellah
merendahkan martabatnya sendiri.
2. Pengertian
Hukum
Hukum dalam arti Penguasa (undang–undang, keputusan,
hakim dan lainnya). Hukum diartikan sebagai seperangkat peraturan tertulis
yang dibuat oleh pemerintahan, melalui badan–badan yang berwenang
membentuk berbagai peraturan tertulis seperti: undang–undang dasar,
undang–undang, keputusan presiden, peraturan pemerintah, keputusan
menteri–menteri dan peraturan daerah. (25-26)
Hukum dalam arti para petugas adalah orang atau
masyarakat melihat hukum dalam wujud para petugas yang berusaha menegakkan atau
mengamankan hukum. para petugas yang berseragam, dan bisa bertindak terhadap
orang–orang yang melakukan tindakan–tindakan yang warga masyarakat.
3. Pengertian
Agama
Agama merupakan realitas yang berada di sekeliling
manusia. Masing–masing manusia memiliki kepercayaan tersendiri akan agama yang
diangapnya sebagai sebuah kebenaran. Agama yang telah menjadi dasar manusia ini
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial manusia tersebut
Agama juga diyakini tidak hanya berbicara soal
ritual semata melainkan juga berbicara tentang nilai–nilai yang dikonkretkan
dalam kehidupan sosial. Masing–masing penganut agama meyakini bahwa ajaran dan
nilai–nilai yang dianutnya harus ditegakkan dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
Akhlak Islami cakupannya sangatlah luas, yaitu
menyangkut etos, etis, moral, dan estetika.
·
Etos; yang mengaatur hubungan seseorang dengan Khaliknya, al-ma’bud bi
haqserta kelengkapan uluuhiyah dan rubbubiyah, seperti terhadap rasul- rasul
Allah, Kitab-Nya, dan sebagainya.
·
Etis; yang mengatur sikap seseorang terhadap dirinya dan terhadap sesmanya
dalam kehidupan sehari- harinya.
·
Moral; yang mengatur hubungan dengan sesamanya, tetapi berlainan jenis dan/
atau yang menyangkut kehormatan tiap pribadi.
·
Estetika; rasa keindahan yang mendorong seseorang untuk meningkatkan keadaan
dirinya serta lingkungannya agar lebih indah dan menuju kesempurnaan.
4. Klasifikasi
Etika
Menurut buku yang berjudul “Hukum dan Etika Bisnis”
karangan Dr. H. Budi Untung, S.H., M.M, etika dapat diklasifikasikan menjadi :
Etika Deskriptif
Etika deskriptif yaitu etika di mana objek yang
dinilai adalah sikap dan perilaku manusia dalam mengejar tujuan hidupnya
sebagaimana adanya. Nilai dan pola perilaku manusia sebagaimana adanya ini
tercemin pada situasi dan kondisi yang telah membudaya di masyarakat secara
turun-temurun.
Contoh 1 :
Didalam mempelajari pandangan-pandangan moral
terhadap kenyataan yang terjadi di Negara Uni Soviet yang selama ini kita kenal
sebagai Negara yang menganut faham komunis atau ateis dimana masyarakatnya
begitu permisif terhadap praktek – praktek pengguguran kandungan, namun disisi
lain tontonan yang bersifat pornografi mereka memberlakukan aturan aturan
secara ketat. Dalam contoh kasus tersebut kita menjadi paham dan mengerti
tentang realita perilaku moral yang terjadi di Uni Soviet , tapi kita tidak memberikan
masalah moral. Dalam situasi demikian , harus kita akui bahwa bagaimanapun
manusia itu pada umumnya tahu akan adanya baik dan buruk terhadap suatu hal
yang tidak boleh dan boleh dilakukan. Pengetahuan tentang baik dan buruk dalam
perilaku manusia, disebut kesadaran etis atau kesadaran moral. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kesadaran moral yang sudah timbul dan berkembang adalah
ungkapan kata hati. Tindakan (moril) manusia dalam situasi yang kongkrit
tertentu berhubungan dengan kata hati yang menilai tindakan itu atas baik dan
buruknya. Kata hati merupakan pengetrapan kesadaran moral tindakan etis yang
tertentu dalam segala situasi. Selain itu contoh etika deskriptif seperti
masyarakat jawa yang mengajarkan tatakrama kepada orang yang lebih tua.
Contoh 2 :
Masyarakat Jawa mengajarkan bertatakrama terhadap
orang yang lebih tua dengan menghormatinya, bahkan dengan sapaan yang halus
merupakan ajaran yang harus diterima. Apabila seseorang menolak melakukan hal
itu, maka masyarakat menganggapnya aneh; ia dianggap bukan orang Jawa.
Norma-norma tersebut berisi ajaran atau semacam
konsep etis tentang yang baik dan tidak baik, tindakan yang diperbolehkan atau
tidak diperbolehkan. Dengan kata lain, etika deskriptif mengkaji berbagai
bentuk ajaran-ajaran moral yang berkaitan dengan “yang baik” dan “yang buruk”.
Ajaran tersebut lazim diajarkan oleh para pemuka masyarakat pada masyarakatnya
ataupun individu tertentu dan nampaknya sering terdapat pada suatu kebudayaan
manusia. Pemerian atau penggambaran etika orang Jawa, atau etika orang Bugis,
adalah contoh bentuk etika deskriptif.
Etika Normatif
Etika normatif yaitu sikap dan perilaku manusia atau
masyarakat sesuai dengan norma dan moralitas yang ideal. Etika ini secara umum
dinilai memenuhi tuntutan dan perkembangan dinamika serta kondisi masyarakat.
Adanya tuntutan yang menjadi avuan bagi masyarakat umum atau semua pihak dalam
menjalankan kehidupannya.
Contoh :
- Kebiasaan minum tuak harus ditolak, karena dapat menghilangkan kesadaran manusia dan merusak organ tubuhnya.
- Kebiasaan prostitusi, harus ditolak, karena bertentangan dengan martabat manusia.
- Kebiasaan menggunakan NARKOBA harus ditolak karena dapat merusak organ tubuh (menyiksa diri sendiri)
- Dilarang menghilangkan nyawa orang lain yang tidak bersalah
- Menolak kebiasaan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) karena dapat merugikan orang lain.
- Menolak kebiasaan aborsi karena termasuk tindakan menghilangkan nyawa orang lain dan menyiksa diri sendiri
Etika Deontologi
Etika deontologi yaitu etika yang dilaksanakan
dengan dorongan oleh kewajiban untuk berbuat baik terhadap orang atau pihak
lain dari pelaku kehidupan. Bukan hanya dilihat dari akibat dan tujuan yang
ditimbulakan oleh sesuatu kegiatan atau aktivitas, tetapi dari sesuatu aktivitas
yang dilaksanakan karena ingin berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau pihak
lain.
Contoh :
Misalkan kita tidak boleh mencuri, berdusta untuk membantu orang lain, mencelakai orang lain melalui perbuatan ataupun ucapan, karena dalam Teori Deontologi kewajiban itu tidak bisa ditawar lagi karena ini merupakan suatu keharusan.
Misalkan kita tidak boleh mencuri, berdusta untuk membantu orang lain, mencelakai orang lain melalui perbuatan ataupun ucapan, karena dalam Teori Deontologi kewajiban itu tidak bisa ditawar lagi karena ini merupakan suatu keharusan.
Etika Teleologi
Etika Teleologi adalah etika yang diukur dari apa
tujuan yang dicapai oleh para pelaku kegiatan. Aktivitas akan dinilai baik jika
bertujuan baik. Artinya sesuatu yang dicapai adalah sesuatu yang baik dan
mempunyai akibat yang baik. Baik ditinjau dari kepentingan pihak yang terkait,
maupun dilihat dari kepentingan semua pihak.
Contoh dari etika teleologi : Setiap agama mempunyai
tuhan dan kepercayaan yang berbeda beda dan karena itu aturan yang ada di
setiap agama pun berbeda-beda.
Egoisme
Egoisme yaitu etika yang baik menurut pelaku saja,
sedangkan bagi yang lain mungkin tidak baik. Seseorang tidak mempunyai
kewajiban moral selain untuk menjalankan apa yang paling baik bagi kita
sendiri. Jadi, menurut egoisme etis, seseorang tidak mempunyai kewajiban alami
terhadap orang lain. Meski mementingkan diri sendiri, bukan berarti egoisme
etis menafikan tindakan menolong. Mereka yang egoisme etis tetap saja menolong
orang lain, asal kepentingan diri itu bertautan dengan kepentingan orang lain.
Atau menolong yang lain merupakan tindakan efektif untuk menciptrakan
keuntungan bagi diri sendiri. Menolong di sini adalah tindakan berpengharapan,
bukan tindakan yang ikhlas tanpa berharap pamrih tertentu.
Contoh :
R.Budi dan Michael Hartono, misalnya, memiliki
kekayaan US$ 11 miliar dan menempati perigkat pertama. Kekayaan ini diperoleh
dari antara lain kelapa sawit dan industri rokok (Djarum). Angka kekayaan ini
cukup tinggi jika dibandingkan dengan total kekayaan 40 orangterkaya sebanyak
US$ 71 miliar. sesungguhnya sudah bisa melihat karakter egoisme etis pada
mereka. Yang mana? Jikalau mereka altruisme, bisa dipastikan tak akan berbisnis
rokok. Orang-orang altruisme akan berpikir rokok merupakan komoditas yang
“mematikan” banyak orang, maka harus dicegah utnuk memperbanyak alat pembunuh
itu. Sebaliknya, egoisme etis mengabaikan rokok yang disepadankan dengan alat
pembunuh. Egoisme etis harus meneguhkan hati, “Ini cuma bisnis, jadi harus
diabaikan dampak-dampak yang ditimbulkan. Salah sendiri orang lain mau membeli
rokok sang pembunuh ini”.
Utilitarianisme
Utilitarianisme adalah etika yang baik bagi semua pihak,
artinya semua pihak baik yang terkait langsung maupun tidak langsung akan
menerima pengaruh yang baik.
Contoh :
Industri rokok “menolong” kemajuan olahraga dengan
menggelontorkan dana sebanyak-banyaknya, namun berpengharapan para penggila
olahraga ini (pemain atau penonton) menjadi perokok aktif maupun pasif. Jelas,
menolong yang dilakukan adalah berdasarkan keterpautan kepentingan diri
sendiri.
Etika Relatifisme
Etika relatifisme adalah etika yang dipergunakan di
mana mengandung perbedaan kepentingan antara kelompok pasrial dan kelompok
universal atau global. Etika ini hanya berlaku bagi kelompok passrial.
Contoh : etika yang sesuai dengan adat istiadat
lokal, regional dan konvensi, sifat dan lain-lain. Dengan demikian tidak
berlaku bagi semua pihak atau masyarakat yang bersifat global.
Konsepsi
Etika
Konsep-konsep dasar etika antara lain adalah
(Bertens, 2002): (i) ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia serta
azas-azas akhlak (moral) serta kesusilaan hati seseorang untuk berbuat baik dan
juga untuk menentukan kebenaran atau kesalahan dan tingkah Laku seseorang
terhadap orang lain.
Pentingnya peranan etika dalam organisasi tidak
mungkin lagi dapat dibesar-besarkan. Organisasi tidak mungkin berfungsi secara
bertanggung jawab tanpa memiliki etika ketika menjalankan urusan kesehariannya.
Setiap organisasi, baik publik maupun swasta, seyogianya memiliki dan
menerapkan suatu tatanan perilaku yang dihormati setiap anggotanya dalam
mengelola kegiatan organisasi. Tatanan ini dimaksudkan sebagai pedoman dan
acuan utama bagi anggota organisasi dalam pengambilan keputusan sehari-hari.
Tatanan ini digunakan untuk memperjelas misi, nilai-nilai dan prinsip-prinsip
organisasi, serta mengaitkannya dengan standar perilaku profesional.
Prinsip
Etika Dalam Bisnis Serta Etika dan Lingkungan
Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi dalam etika bisnis adalah bahwa
perusahaan secara bebas memiliki kewenangan sesuai dengan bidang yang dilakukan
dan pelaksanaannya sesuai dengan visi dan misi yang dipunyainya. Contoh prinsip
otonomi dalam etika binis : perusahaan tidak tergantung pada pihak lain untuk
mengambil keputusan tetapi perusahaan memiliki kekuasaan tertentu sesuai dengan
misi dan visi yang diambilnya dan tidak bertentangan dengan pihak lain.
Dalam prinsip otonomi etika bisnis lebih diartikan
sebagai kehendak dan rekayasa bertindak secara penuh berdasar pengetahuan dan
keahlian perusahaan dalam usaha untuk mencapai prestasi-prestasi terbaik sesuai
dengan misi, tujuan dan sasaran perusahaan sebagai kelembagaan. Disamping itu,
maksud dan tujuan kelembagaan ini tanpa merugikan pihak lain atau pihak
eksternal.
Dalam pengertian etika bisnis, otonomi bersangkut
paut dengan kebijakan eksekutif perusahaan dalam mengemban misi, visi perusahaan
yang berorientasi pada kemakmuran , kesejahteraan para pekerjanya ataupun
komunitas yang dihadapinya. Otonomi disini harus mampu mengacu pada nilai-nilai
profesionalisme pengelolaan perusahaan dalam menggunakan sumber daya ekonomi.
Kalau perusahaan telah memiliki misi, visi dan wawasan yang baik sesuai dengan
nilai universal maka perusahaan harus secara bebas dalam arti keleluasaan dan
keluwesan yang melekat pada komitmen tanggung jawab yang tinggi dalam
menjalankan etika bisnis.
Oleh karena itu konklusinya dapat diringkaskan bahwa
otonomi dalam menjalankan fungsi bisnis yang berwawasan etika bisnis ini
meliputi tindakan manajerial yang terdiri atas : (1) dalam pengambilan
keputusan bisnis, (2) dalam tanggung jawab kepada : diri sendiri, para pihak
yang terkait dan pihak-pihak masyarakat dalam arti luas.
Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran dalam etika bisnis merupakan nilai
yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Kegiatan
bisnis akan berhasil jika dikelola dengan prinsip kejujuran. Baik terhadap
karyawan, konsumen, para pemasok dan pihak-pihak lain yang terkait dengan
kegiatan bisnis ini. Prinsip yang paling hakiki dalam aplikasi bisnis
berdasarkan kejujuran ini terutama dalam pemakai kejujuran terhadap diri
sendiri. Namun jika prinsip kejujuran terhadap diri sendiri ini mampu
dijalankan oleh setiap manajer atau pengelola perusahaan maka pasti akan
terjamin pengelolaan bisnis yang dijalankan dengan prinsip kejujuran terhadap
semua pihak terkait.
Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan yang dipergunakan untuk mengukur
bisnis menggunakan etika bisnis adalah keadilan bagi semua pihak yang terkait
memberikan kontribusi langsung atau tidak langsung terhadap keberhasilan
bisnis. Para pihak ini terklasifikasi ke dalam stakeholder. Oleh karena
itu, semua pihak ini harus mendapat akses positif dan sesuai dengan peran yang
diberikan oleh masing-masing pihak ini pada bisnis. Semua pihak harus mendapat
akses layak dari bisnis. Tolak ukur yang dipakai menentukan atau memberikan kelayakan
ini sesuai dengan ukuran-ukuran umum yang telah diterima oleh masyarakat bisnis
dan umum. Contoh prinsip keadilan dalam etika bisnis : dalam alokasi sumber
daya ekonomi kepada semua pemilik faktor ekonomi. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara memberikan harga yang layak bagi para konsumen, menyepakati harga
yang pantas bagi para pemasok bahan dan alat produksi, mendapatkan keuntungan
yang wajar bagi pemilik perusahaan dan lain-lain.
Hormat Pada Diri Sendiri
Pinsip hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis
merupakan prinsip tindakan yang dampaknya berpulang kembali kepada bisnis itu
sendiri. Dalam aktivitas bisnis tertentu ke masyarakat merupakan cermin diri
bisnis yang bersangkutan. Namun jika bisnis memberikan kontribusi yang
menyenangkan bagi masyarakat, tentu masyarakat memberikan respon sama.
Sebaliknya jika bisnis memberikan image yang tidak menyenangkan maka masyarakat
tentu tidak menyenangi terhadap bisnis yang bersangkutan. Namun jika para
pengelola perusahaan ingin memberikan respek kehormatan terhadap perusahaan,
maka lakukanlah respek tersebut para pihak yang berkepentingan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Hak dan Kewajiban
Setiap karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan
memiliki kewajiban-kewajiban sebagai berikut : kewajiban dalam mencari mitra
(rekanan) bisnis yang cocok yang bisa diajak untuk bekerjasama, saling
menguntungkan diantara kedua belah pihak dalam pencapaian tujuan yang telah
disepakati bersama demi kemajuan perusahaan, menjunjung tinggi nilai-nilai
moral yang terwujud dalam perilaku dan sikap dari setiap karyawan terhadap
mitra bisnisnya, bila tujuan dalam perusahaan ini tidak sesuai dengan kenyataan
yang ada setidaknya karyawan-karyawan tersebut telah melaksanakan kegiatan
bisnisnya dengan suatu tindakan yang baik. Lalu bagian SDM perusahaan akan
mencoba untuk menganalisis sebab timbulnya bisnis tidak sesuai dengan tujuan
perusahaan, dan menemukan dimana terjadinya letak kesalahan serta mencari
solusi yang tepat untuk menindak lanjuti kembali agar bisnis yang dijalankan
dapat meningkat secara pesat seiring perkembangan waktu.
Bukan hanya kewajiban saja yang harus dijalankan,
hak etika bisnispun juga sangat diperlukan, diantaranya : Hak untuk mendapatkan
mitra (kolega) bisnis antar perusahan, hak untuk mendapatkan perlindungan
bisnis, hak untuk memperoleh keuntungan bisnis, dan hak untuk memperoleh rasa
aman dalam berbisnis. Selain itu dalam berbisnis setiap karyawan dalam suatu
perusahaan juga dapat mementingkan hal-hal yang lebih utama, seperti :
kepercayaan, keterbukaan, kejujuran, keberanian, keramahan, dan sifat pekerja
keras agar terjalinnya bisnis yang saling menguntungkan diantara kedua belah
pihak bisnis tersebut.
Teori Etika Lingkungan
Ekosentrisme
Merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan
biosentrisme. Oleh karenanya teori ini sering disamakan begitu saja karena
terdapat banyak kesamaan. Yaitu pada penekanannya atas pendobrakan cara pandang
antroposentrisme yang membatasi keberlakuan etika hanya pada komunitas manusia.
Keduanya memperluas keberlakuan etika untukmencakup komunitas yang lebih luas.
Antroposentrisme
Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang
memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan
kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan
dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung
atau tidak langung. Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. Hanya
manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain
di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang
dan demi kepentingan manusia. Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai
obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam
hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada
dirinya sendiri.
Biosentrisme
Pada biosentrisme, konsep etika dibatasi pada
komunitas yang hidup (biosentrism), seperti tumbuhan dan hewan. Sedang pada
ekosentrisme, pemakaian etika diperluas untuk mencakup komunitas ekosistem
seluruhnya (ekosentrism). Etika lingkungan Biosentrisme adalah etika lingkungan
yang lebih menekankan kehidupan sebagai standar moral Sehingga bukan hanya
manusia dan binatang saja yang harus dihargai secara moral tetapi juga
tumbuhan. Menurut Paul Taylor, karenanya tumbuhan dan binatang secara moral
dapat dirugikan dan atau diuntungkan dalam proses perjuangan untuk hidup mereka
sendiri, seperti bertumbuh dan bereproduksi.
Prinsip Etika Di Lingkungan
Hidup
Keraf (2005 : 143-159) memberikan minimal ada
sembilan prinsip dalam etika lingkungan hidup.
- Sikap hormat terhadap alam atau respect for nature alam mempunyai hak untuk dihormati, tidak saja karena kehidupan manusia tergantung pada alam, tetapi terutama karena kenyataan ontologis bahwa manusia adalah bagian integral dari alam.
- Prinsip tanggung jawab atau moral responsibility for nature prinsip tanggung jawab bersama ini, setiap orang dituntut dan terpanggil untuk bertanggung jawab memelihara alam semesta ini sebagai milik bersama dengan cara memiliki yang tinggi seakan milik pribadinya
- Solidaritas kosmis atau cosmic solidarity solidaritas kosmis mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan, untuk menyelamatkan semua kehidupan di alam.
- Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam atau caring for nature prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam merupakan prinsip moral, yang artinya tanpa mengharapkan balasan
- Prinsip tidak merugikan atau no harm merupakan prinsip tidak merugikan alam secara tidak perlu,. tidak perlu melakukan tindakan yang merugikan atau mengancam eksistensi makhluk hidup lainnya.
- Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam prinsip ini menekankan pada nilai, kualitas, cara hidup, dan bukan kekayaan, sarana, standart material.
- Prinsip keadilan prinsip keadilan lebih diekankan pada bagaimana manusia harus berperilaku satu terhadap yang lain dalam keterkaitan dengan alam semesta dan bagaimana sistem sosial harus diatur.
- Prinsip demokrasi alam semesta sangat beraneka ragam. demokrasi memberi tempas yang seluas – luasnya bagi perbedaan, keanekaragaman, dan pluralitaas. oleh karena itu orang yang peduli terhadap lingkungan adalah orang yang demokratis.
- Prinsip integritas moral prinsip ini menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan perilaku terhormat serta memegang teguh prinsip – prinsip moral yang mengamankan kepentingan publik.